"Kalau dihitung-hitung, bunga yang diterapkan rentenir yang banyak beroperasi cukup tinggi. Bisa-bisa mencapai 40-50 persen. Dengan beban bunga sebesar itu tentunya warga yang meminjam dana ke rentenir ini akan terancam terus terpuruk."
PRAKTEK rentenir di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, sudah cukup merisaukan. Pasalnya, hampir setiap hari, puluhan rentenir berkeliaran di tengah masyarakat menawarkan pinjaman dengan senyuman maupun menagih pengembalian pinjaman dengan wajah tegang dan terkadang sangar. Mereka beroperasi di tengah keramaian kota hingga ke pelosok kampung.
Maraknya praktek yang menjerat dengan bunga tinggi, selain kondisi ekonomi masyarakat yang membutuhkan bantuan dana segar, juga tidak terlepas dari kesulitan mereka mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah. Karenanya, masyarakat terkadang tidak punya pilihan lain, terkecuali meminjamnya ke rentenir.
"Kalau dihitung-hitung, bunga yang diterapkan rentenir yang banyak beroperasi cukup tinggi. Bisa-bisa mencapai 40-50 persen. Dengan beban bunga sebesar itu tentunya warga yang meminjam dana ke rentenir ini akan terancam terus terpuruk," kata Salma, salah seorang warga Cileungsi, kemarin.
Menurut Salma, selain dibebankan bunga tinggi, tingkah laku rentenir yang populer dengan sebutan bank keliling itu juga banyak yang meresahkan masyarakat. Jika sipeminjam belum mampu mengembalikan cicilan maupun melunasi pinjamannya, tidak jarang petugas rentenir langsung mengangkut barang-barang berharga milik warga sebagai jaminan.
"Warga yang terjerat rentenir ini sebenarnya patut mendapatkan perhatian. Demikian juga upaya-upaya untuk meminimalisasi ketergantungan warga terhadap rentenir juga harus dilakukan segera. Sehingga praktek itu tidak semakin merajalela dan korban bertambah banyak," imbuh Beni Bahtiar, Ketua Koperasi Madani, Cileungsi yang dimintai komentarnya.
Pendirian Koperasi Madani, menurutnya, salah satunya ditujukan untuk membantu masyarakat agar tidak terjerat praktek picik serta membantu korban agar tidak kembali terjerat rentenir. Saat ini, Koperasi Madani telah memiliki ratusan anggota. Demikian juga dana yang digulirkan bagi anggota sudah lumayan banyak.
Respon warga terhadap keberadaan koperasi ini merupakan pertanda bahwa kehadirannya bisa menjadi solusi dari masalah yang di hadapi warga, terutama meyangkut pinjaman uang. Bagi warga yang ingin masuk menjadi anggota koperasi, cukup membayar simpanan pokok sebesar Rp 10 ribu dan simpanan wajib Rp 5 ribu. Warga yang sudah menjadi anggota langsung diperkenankan untuk meminjam dana koperasi.
"Total anggota kita saat ini sudah mencapai 700 orang. Rata-rata yang melakukan pinjaman ke koperasi adalah, anggota yang memiliki usaha kecil dan menengah. Mereka menyatakan, kalau keberadaan koperasi telah mampu membebaskan mereka dari ancaman jeratan rentenir," imbuhnya.
Seiring dengan pertumbuhan koperasi, jelas Beni Bahtiar, dana yang bisa mereka gulirkan juga akan semakin banyak. Dan hasilnya juga akan bisa dinikmati bersama-sama para anggota.
"Kendari pertumbuhan koperasi ini sangat pesat. Namun kita akan terus mengembangkan koperasi ini. Sehingga, selain untuk kesejahteraan anggota, juga akan benar-benar efektif mencegah maraknya praktek rentenir di tengah masyarakat," tegasnya.
(EKA)
***
sumber: http://www.pakuanraya.com/