PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Universitas Tri Sakti Jakarta berhasil meningkatkan kapasitas usaha perajin kripik di Desa Cikareo, Kabupaten Tangerang, Banten, dalam waktu enam bulan melalui program pelatihan dan pendampingan.
Presiden Direktur PNM Parman Nataatmadja mengatakan program pendampingan dan pelatihan bagi para usaha kecil dan menengah itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas usaha sehingga layak dibiayai dan berorientasi ekspor.
“Peningkatan kapasitas ini dilakukan di sentra-sentra UKM di beberapa daerah. Peningkatan kapasitas ini bukan hanya diukur dari peningkatan penjualan, tetapi juga peningkatan kemampuan manajemen di bidang keuangan, produksi, dan pemasaran," katanya melalui siaran pers yang diterima Bisnis hari ini.
Desa Cikareo di Kabupaten Tangerang merupakan salah satu sentra pembuatan kripik. Program pelatihan dan pendampingan melibatkan tenaga ahli dari Universitas Trisakti yang berlangsung selama enam bulan. Setelah program selesai, selanjutnya PNM memberikan dukungan pembiayaan yang dilaksanakan Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) PNM di wilayah tersebut.
Parman menjelaskan sasaran PNM dalam melaksanakan program peningkatan kapasitas usaha diprioritaskan daerah-daerah yang selama ini menjadi klaster industri mikro, kecil dan menengah dengan harapan menjadi mandiri dan berorientasi ekspor melalui sedikit sentuhan.
"Kami dari PNM ini hanya memberikan sedikit vitamin untuk meningkatkan daya tahan maka pengusaha mikro itu sudah mampu untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penjualannya," ujarnya.
Pelaksanaan program pendampingan biasanya hanya membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan saja, setelah itu diserahterimakan kepada pemerintah daerah untuk memberikan dukungan lanjutan.
Pada tahun ini, PNM berencana menggelar program peningkatan kapasitas usaha pada 16 klaster industri mikro di sejumlah daerah. Pada tahun lalu, program serupa digelar di lima klaster industri mikro.
Parman mengatakan dalam melaksanakan peningkatan kapasitas usaha pihaknya juga memberikan bantuan modal, namun nilainya tidak sama antara satu klaster dengan klaster lainnya sangat bergantung kepada industri yang dilaksanakan di daerah tersebut.
Sebagai gambaran untuk klaster industri kripik di Cikareo dan Cirendeu Tangerang, dana bantuan yang sisalurkan sebesar Rp1 miliar, sedangkan di klaster industri kulit Serpong Kota Tangerang, Bantul klaster industri gula semut, dan Ungaran dengan klaster industri limbah pabrik kain dana bantuan modal berkisar Rp2 miliar hingga Rp4 miliar.
Hartono, salah seorang pengusaha mikro binaan PNM di Desa Cikareo mengatakan, seusai pendampingan, kapasitas usaha kripiknya bisa ditingkatkan dua kali lipat. Apabila sebelumnya penjualannya hanya mencapai 5000 paket per hari, kini penjualannya bisa mencapai 10.000 paket per hari.
***
sumber: bisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar